Penulisan ini sempat dikirim ke salah satu media tulis yaitu koran Analisa (02/12) hanya saya postingan ini tidak diposting dalam koran tersebut. Maklumlah penulis pemula sangat sulit untuk dapat dimuat di koran.
Langsung saja ini isi dari Tulisan tersebut.
Nama yang indah dari
Siklon Tropis tidak menunjukan dampak cuaca yang indah seperti namanya. Saat
ini Indonesia baru menghadapi dua siklon
tropis yaitu Siklon Tropis "Cempaka"cempaka dan Siklon Tropis
"Dahlia". Tepat hari senin (27/11) Pusat Peringatan Dini Siklon
Tropis BMKG (Tropical Center Warning Center/TCWC) tepat pada hari ini pukul
19.00 WIB berhasil mendeteksi Siklon Tropis yang tumbuh sangat dekat dengan
pesisir selatan Pulau Jawa dengan nama "CEMPAKA" (sumber : www.bmkg.go.id
). Tidak Heran banyak fenomena cuaca ektrem yang berada di pulau Jawa khusunya
pulau Jawa bagian selatan. Banyak informasi banjir, longsor, gelombang tinggi
dengan ketinggian 2 hingga 6 meter , dan bahkan angin puting beliung yang
terjadi. Tidak hanya daerah selatan pulau Jawa yang terkena efeknya, tapi juga
hingga sampai di daerah Banten. Besarnya efek Siklon Tropis ini karena Siklon
Tropis merupakan efek fenomena cuaca regional, yang mana luasanya bisa mencapai
2.000 Kilometer dan masa hidupnya bisa beberapa hari bahkan sampai satu minggu.
Setelah Siklon Tropis
Cempaka meluruh karena telah menjadi depresi tropis, indonesia kembali kedatangan
badai siklon tropis baru kembali yaitu Siklon Tropis Dahlia. Tepat tanggal 29
november 2017, kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Prof. Dr. Dwikorita Karnawati, M. Sc
memberikan keterangan pers, pada (29/11) Rabu Sore yang berisi tentang Siklon
Tropis "Cempaka" di Selatan Jawa telah melemah menjadi Depresi Tropis
(eks-Cempaka) yang bergerak ke arah Barat Daya menjauhi perairan Indonesia
(sumber:http://www.bmkg.go.id/press-release).
Meskipun telah meluruh tetapi dampak yang ditimbulkan masih cukup besar. Daerah
D.I Yogyakarta salah satu wilayah yang terkena dampak terparah dari badai ini.
Tanggal 28 november 2017 daerah tersebut masih terkena banjir. Curah hujan yang
cukup banyak terjadi yaitu 286 mm/hari, curah hujan yang terjadi tersebut
merupakan curah hujan kategori ekstrem (> 150 mm/hari).
Lahirnya Siklon Tropis
Dahlia ini menyebabkan bebagai fenomena cuaca pada daerah yang berada
didekatnya. Posisi siklon tropis yang sangat dekat dengan daerah Cilacap
tepatnya sekitar 290 km sebelah selatan barat daya Cilacap dengan kecepatan
angin maksimum dari siklon tropis ini yaitu 95 km/jam. Hingga jumat (1/12) BMKG
masih memantau bahwa siklon ini masih ada tetapi sudah menjauhi daerah
Indonesia. Dampak yang sangat sering terjadi selain hujan lebat hampir
diseluruh wilayah pulau Jawa dan gelombang tinggi dengan ketinggian 6 -7 meter
di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur, terjadi juga fenomena
cuaca yang jarang yaitu terdapat water
spout yang mengamuk di Cirebon ( sumber : http://www.video.tribunnews.com
). Water spout ini sendiri merupakan
sebutan dari angin puting beliung yang terjadi di laut berbeda dengan puting
beliung yang terjadi didarat, namun durasi dan luasannya identik sama (sumber :
http://meteo.bmkg.go.id/siklon/learn/04/id
)
Berdasarkan informasi
dari BMKG terdapat bibit Siklon Tropis 93W. Penamaan siklon ini sendiri belum
dapat diberikan karena belum memenuhi kriteria siklon tropis. Pemberiaan nama
siklon tropis ini berdasarkan kriteria yang ada yaitu salah satunya memiliki
tekanan udara yang sangat rendah dibawah 1000 hektopascal(hpa) dan angin dengan
kecepatan yang kencang. Bibit Siklon Tropis 93W terpantau di Laut Andaman
sebelah Utara Aceh, dengan kecepatan angin maksimum 56 km/jam. Bibit siklon 93W
bergerak ke arah timur menjauhi Indonesia dan intensitasnya diprakirakan stabil
(www.bmkg.go.id)
. lalu bagaimana damapk dari bibit siklon tropis 93W ini? Dampaknya cukup besar
bagi wilayah pulau Aceh. Hujan dengan intensitas yang sedang hingga lebat dan juga angin kencang dengan kecepatan
diatas 30 km/jam di wilayah Aceh bagian Utara menjadi fenoma yang pasti terjadi
di wilayah tersebut. Bukan hanya itu saja gelombang 2.5 hingga 4 meter juga diprakiraan terjadi di
perairan Lhoksumawe, perairan Sabang, perairan utara dan barat Aceh, serta
gelombang dengan ketinggian 4 hingga 6 meter bisa terajdi di Selat Malaka
bagian utara. Untuk itu sangat dihimbau kepada masyarakat yang ingin melakukan
aktivitas pada daerah yang terbuka seperti taman yang memiliki pohon yang besar
dan tua serta bangunan yang sudah tua atau hampir rubuh untuk menjauhi karena
dampaknya dapat berbahaya bagi kehidupan masyarakat. Selain itu imbauan juga
diberikan kepada para wisatawan dan nelayalan yang ingin berlayar di perairan
utara dan barat Aceh agar lebih waspada terhadap gelombang yang cukup tinggi.
Melihat kondisi cuaca
di wilayah Aceh sekitar dan wilayah Sumatera Utara yang terjadi beberapa hari
ini sering terjadi tutupan awan yang cukup tebal dan bahkan terjadinya curah
hujan yang cukup lebat dibeberapa daerah. Curah hujan tersebut bahkan membuat
kegenangan terjadi di beberapa daerah yang memiliki selokan atau tempat aliran
air yang buruk. Masyarakat juga diharapkan waspada terhadap kemungkinan hujan
disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh. Serta
nelayan juga menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga
gelombang tinggi mereda. Masyarakat dapat mewaspadai keadaan cuaca ekstrem yang
akan terjadi dengan memperhatikan perubahan cuaca dari hari ke hari, dan
masyrakat dapat dengan mudah memperoleh informasi cuaca memalui website resmi
BMKG. Masyarakat juga diharapkan jangan mudah percaya dengan informasi palsu
yang beredar dengan keakuratan informasi yang tidak dapat dipercaya.
Semoga para pembaca setia blog dapat menambah wawasan dengan adanya penulisan ini.
No comments:
Post a Comment