WijatmikoSaragih: August 2018

Wednesday, August 1, 2018

Fenomena Cuaca Regional - 3


2.4 Siklon Tropis
2.4.1 Definisi Siklon Tropis
Siklon tropis merupakan suatu pusaran udara dalam skala sinoptik yang berkembang di kawasan tropis atau subtropis. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km, siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat yaitu lebih dari 26.5 °C, dan angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.
Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.
Pada pusat siklon tropis terbentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut dengan mata siklon. Diameter mata siklon bervariasi mulai dari 10 hingga 100 km. Mata siklon ini dikelilingi dengan dinding mata, yaitu wilayah berbentuk cincin yang dapat mencapai ketebalan 16 km, yang merupakan wilayah dimana terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar. Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3 hingga 18 hari. Karena energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, maka siklon tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.  

Struktur Tropical Siklon
(Sumber: spaceplace.nasa.gov)


Siklon tropis dikenal dengan berbagai istilah di muka bumi, yaitu "badai tropis" atau "typhoon" atau "topan" jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat Laut, "siklon" atau "cyclone" jika terbentuk di sekitar India atau Australia. Hurricane merupakan sebutan bagi siklon tropis di Samudra Pasifik Selatan, Samudra Pasifik Timur Laut dan Samudra Atlantik Utara yang mempunyai kecepatan angin maksimum lebih dari 64 knot (119 km/jam).


Daerah terbentuknya Siklon Tropis
(Sumber: Abbott, 2006)
Daerah pertumbuhan siklon tropis dapat dibagi menjadi 7 (tujuh) wilayah. Ini mencakup wilayah lautan di seluruh dunia.
Tabel 1. Daerah pertumbuhan siklon tropis di seluruh dunia
(Sumber: http://meteo.bmkg.go.id/siklon/learn/01/id)
Nomor
Nama Daerah Pertumbuhan
Luasan Wilayah
1
Atlantik Utara
Samudra Atlantik Utara, Laut Karibia dan Teluk Meksiko
2
Pasifik Timur Laut
Amerika Utara hingga 180° BT
3
Pasifik Barat Laut
Sebelah Barat 180° BT, termasuk Laut Cina Selatan
4
Hindia Utara
Teluk Benggala dan Laut Arab
5
Hindia Selatan
Samudra Hindia Selatan sebelah Barat 100° BT
6
Hindia Tenggara / Australia
Bumi Belahan Selatan 100 – 142° BT
7
Pasifik Barat Daya / Australia
Bumi Belahan Selatan sebelah Timur 142° BT

2.4.2 Proses Terbentuknya Siklon Tropis
Siklon tropis tumbuh diperairan disekitar daerah tropis, terutama yang memiliki suhu muka laut yang hangat. Jumlah siklon tropis yang tumbuh dibelahan bumi utara rata-rata 57.3 kejadian dalam satu tahun dan dibelahan bumi selatan rata-rata 26.3 siklon tropis dalam setahun (berdasarkan data tahun 1968 – 1989). 


 


Siklon tropis dapat terbentuk dengan persyaratan berikut ini:
1. Suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26.5 C hingga ke kedalaman 60 meter
2. Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang merupakan awan-awan guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis.
3. Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian sekitar 5 km. Ketinggian ini merupakan atmosfer paras menengah, yang apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon.
4. Berada pada jarak setidaknya sekitar 500 km dari katulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator.
5. Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin.
6. Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan badai guntur.
2.4.3 Siklus Hidup Siklon Tropis
Waktu rata-rata yang dibutuhkan sebuah siklon tropis dari mulai tumbuh hingga punah adalah sekitar 7 (tujuh) hari, namun variasinya bisa mencapai 1 hingga 30 hari. Siklon tropis mempunyai daur hidup mulai dari proses pembentukannya hingga saat kepunahannya. Siklus hidup siklon tropis dapat dibagi menjadi empat tahapan, yaitu:
1. Tahap pembentukan
Ditandai dengan adanya gangguan atmoster. Jika dilihat dari citra satelit cuaca, gangguan ini ditandai dengan wilayah konvektif dengan awan-awan cumulonimbus. Pusat sirkulasi seringkali belum terbentuk, namun kadangkala sudah nampak pada ujung sabuk perawanan yang membentuk spiral.
2. Tahap belum matang
Pada tahap ini wilayah konvektif kuat terbentuk lebih teratur membentuk sabuk perawanan melingkar (berbentuk spiral) atau membentuk wilayah yang bentuknya relatif bulat. Intensitasnya meningkat secara simultan ditandai dengan tekanan udara permukaan yang turun mencapai kurang dari 1000 mb serta kecepatan angin maksimum yang meningkat hingga mencapai gale force wind (kecepatan angin ≥ 34 knot atau 63 km/jam). Angin dengan kecepatan maksimum terkonsentrasi pada cincin yang mengelilingi pusat sirkulasi. Pusat sirkulasi terpantau jelas dan mulai tampak terbentuknya mata siklon.
3. Tahap matang
Pada tahap matang, bentuk siklon tropis cenderung stabil. Tekanan udara minimum di pusatnya dan angin maksimum di sekelilingnya yang tidak banyak mengalami fluktuasi berarti. Sirkulasi siklonik dan wilayah dengan gale force wind meluas, citra satelit cuaca menunjukkan kondisi perawanan teratur dan lebih simetris. Pada siklon tropis yang lebih kuat dapat jelas terlihat adanya mata siklon. Fenomena ini ditandai dengan wilayah bersuhu paling hangat di tengah-tengah sistem perawanan dengan angin permukaan yang tenang dan dikelilingi oleh dinding perawanan konvektif tebal di sekelilingnya (dinding mata). Kecuali jika siklon tropis berada di wilayah yang sangat mendukung perkembangannya, tahap matang biasanya hanya bertahan selama kurang lebih 24 jam sebelum intensitasnya mulai melemah.
4. Tahap pelemahan
Pada tahap punah, pusat siklon yang hangat mulai menghilang, tekanan udara meningkat dan wilayah dengan kecepatan angin maksimum meluas dan melebar menjauh dari pusat siklon. Tahap ini dapat terjadi dengan cepat jika siklon tropis melintas di wilayah yang tidak mendukung bagi pertumbuhannya, seperti misalnya memasuki wilayah perairan lintang tinggi dengan suhu muka laut yang dingin atau masuk ke daratan. Dari citra satelit dapat terlihat jelas bahwa wilayah konvektif siklon tropis tersebut berkurang, dan sabuk perawanan perlahan menghilang.
2.4.4 Perbedaan Antara Siklon, Tornado, Puting Beliung & Water Spout
Siklon, tornado, putting beliung dan water spout sama-sama merupakan pusaran atmosfer. Namun demikian, ukuran diameter tornado, puting beliung dan water spout sama-sama berkisar pada ratusan meter, sedangkan ukuran diameter siklon dapat mencapai ratusan. Tornado terjadi di atas daratan, sedangkan siklon tropis di atas lautan luas. Siklon tropis yang memasuki daratan akan melemah dan kemudian mati. Puting beliung merupakan sebutan lokal untuk tornado skala kecil yang terjadi di Indonesia, dan water spout merupakan tornado yang terjadi di atas perairan.
Tabel 2. Perbedaan siklon dan tornado
(Sumber: http://meteo.bmkg.go.id/siklon/learn/04/id)
Kriteria
Siklon
Tornado
Daerah tumbuhnya
Di laut, umumnya di atas lintang 10 derajat utara maupun selatan
Di darat. Tornado yang terjadi di perairan disebut water spout
Arah gerak
Untuk siklon di bumi belahan selatan umumnya bergerak ke arah barat atau barat daya, sedangkan untuk siklon di bumi belahan utara umumnya bergerak ke arah barat atau barat laut.
Arah pergerakannya tergantung pada arah gerak badai guntur (thunderstorm) pembentuknya.
Ukuran diameter
Ratusan kilometer.
Ratusan meter.
Lama hidupnya
1 - 30 hari, dengan rata-rata 3 - 8 hari.
3 menit hingga lebih dari satu jam.
2.4.5 Siklon tropis di sekitar Indonesia
Menurut klimatologinya, wilayah Indonesia yang terletak di sekitar garis katulistiwa termasuk wilayah yang tidak dilalui oleh lintasan siklon tropis. Namun demikian banyak juga siklon tropis yang terjadi di sekitar wilayah Indonesia, dan memberikan dampak tidak langsung pada kondisi cuaca di Indonesia. Contohnya seperti siklon tropis Rosie (2008) yang terbentuk di sebelah barat Banten, siklon tropis Kirrily yang terbentuk di sekitar Kepulauan Aru, siklon tropis Inigo yang pada saat masih berupa bibit siklon sempat melintasi Nusa Tenggara, dan badai tropis Vamei (2001) yang diklaim sebagai badai tropis yang terbentuk paling dekat dengan katulistiwa yaitu di sekitar semenanjung Malaka tepatnya pada koordinat 1.5° LU.
Berdasarkan data tahun 1964 hingga 2005 untuk kejadian siklon tropis di wilayah Samudra Hindia Tenggara dan tahun 1951 hingga 2006 untuk kejadian siklon tropis di wilayah Pasifik Barat Laut, telah dilakukan perhitungan untuk mendapatkan gambaran kejadian siklon tropis di wilayah dekat Indonesia terutama di wilayah antara 90° hingga 150° BT dan 30° LS hingga 30° LU. Diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Siklon Tropis Sebelah Selatan Indonesia
Untuk siklon-siklon tropis di wilayah dekat Indonesia dengan histori data selama 42 tahun diketahui bahwa di sebelah Selatan siklon tropis terbanyak terjadi pada bulan Februari yaitu 23% kejadian dalam sebulan. Disusul kemudian dengan bulan Maret (22%), Januari (21%), Desember (14%) dan April (11%).

 

Siklon tropis di selatan Indonesia paling sering terjadi pada bulan Februari yaitu 122 kejadian selama 42 tahun, dengan rata-rata kejadian mencapai 2,9 kejadian per tahun. Pada bulan ini kejadian siklon tropis terbanyak dialami pada tahun 1968 dimana pada saat itu terjadi 7 (tujuh) kali kejadian siklon tropis. Namun demikian ada saatnya pula di bulan Februari tidak terdapat satupun kejadian siklon tropis seperti pada tahun 1967, 1990 dan 2002. Bulan Desember merupakan bulan teraktif kedua, selama 42 tahun terdapat 76 kejadian siklon tropis dengan nilai rata-rata sebesar 1,8 kejadian per tahun. Kondisi ekstrem pernah dialami pada tahun 1973 dimana terdapat 6 kali kejadian siklon tropis dalam satu bulan. Pada bulan Juni dan Agustus terjadi frekuensi terkecil dimana selama 42 tahun tidak pernah sekalipun terdapat adanya kejadian siklon tropis.
2. Siklon Tropis Sebelah Utara Indonesia
Dengan data histori yang lebih panjang (56 tahun), diketahui bahwa wilayah dekat Indonesia sebelah Utara siklon tropis terbanyak terjadi pada bulan Agustus dimana 20% siklon tropis terjadi pada bulan ini. Disusul kemudian dengan bulan September (18%), Juli dan Oktober (15%).
 

Kegiatan Posko untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Event F1H20 Danau Toba

   Sebelum memulai tentang kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mari kita bahas sekilas apa itu F1H2O.  F1 Boat Race atau F1H2O adalah ...