WijatmikoSaragih: Liburan Semester Di Daerah Wisata Baru Di Sumatera Utara

Monday, April 10, 2017

Liburan Semester Di Daerah Wisata Baru Di Sumatera Utara

Kota Parapat

Pada saat liburan semester 5 yang baru di lewati pada akhir bulan maret saya memilih untuk pulang ke kampung halaman di daerah Deli Serdang, Sumatera Utara.
Banyak hal baru yang ditemui pada saat pulang tersebut. Salah satu yang saya jalani pada saat libur adalah Bukit Doa Gibeon. Untuk menempuh jarak ke tempat Bukit Doa Gibeon ini hanya berjarak setengah jam dari kota Parapat, nanti akan disambut dengan gapura yang bertuliskan nama tempat tersebut. Jalan masuk menuju tempat itu sangat buruk, banyak jalan yang berlubang. Tetapi pada saat dipersimpangan untuk masuk ke pintu utama jalannya sangat bagus dan tertata rapi. Untuk uang masuknya hari senin - jumat yaitu Rp 12.000 , uang parkirnya sekitar 5 ribu. Untuk hari sabtu, minggu dan hari libur nasional dikenakan tarif Rp. 15.000 . Menurut saya cukup murah, dengan terbayar pemandangan yang indah, terdapat bukit - bukit, jalan yang berkelok dan rapi serta bersih. Untuk uang pembayaran tersebut sudah termasuk untuk membayar uang masuk kolam berenang. Yah, kolam berenang dengan air terjun buatan nan indah, serta air yang sangat dingin. Air yang dingin tidak menurunkan niat saya untuk berenang dan berdiri tepat dibawah air terjun tersebut. Hm, sangat rilex rasanya pada saat badan terkena semburan air terjun yang deras dan dingin itu. Pada saat itu saya datang pada hari Jumat 7 April 2017. Saran saya lebih baik datang pagi hari, karena udara yang sejuk dan dingin ditambah dengan air yang dingin akan terasa sangat lengkap (y) . Keadaan tempat tersebut pada saat kami datang cukup padat karena ada rombongan dari sekelompok keluarga yang tinggal di daerah Siantar. 
Untuk sekedar informasi, untuk masuk ke asrama pada calon misionaris hanya terbuka pada hari sabtu, minggu dan hari libur nasional. Karena terdapat jam sekolah dan jadwal asrama yang tidak boleh diganggu oleh publik. Perumahan atau hunian yang sangat tertata bagus serta gereja yang unik membuat saya penasaran untuk melihatnya. Tetapi karena kami datang hari Jumat rasa penasaran itu harus saya pendam.
Kolam Renang, Bukit Doa Gibeon
Sekitar jam 1 siang kami meninggalkan lokasi ini. Cuaca yang semakin terik membuat kami untuk menyudahi menikmati daerah ini. Semoga libur lain waktu saya dapat kesini kembali. Lalu kami melanjutkan untuk bersantap siang di kota Parapat, ikan jahir bakar jadi pilihan utama saya. Ikan bakar ditambah dengan sambal andaliman rasa yang sangat pas buat saya. Makanan khas batak ini memang sulit untuk dilupakan.

Selanjutnya kami memutuskan untuk melihat pemandangan Danau Toba dari sisi lain, ya dari Bukit Indah Simarjarunjung. Bukit Indah yang saya kenal dari media sosial Instagram ini membuat saya penasaran akan pemandangan yang akan disajikan disana. Untuk rute perjalannnya dari bukit Doa Gibeon sekitar satu jam. Tergantung dari keramaian dari jalan tersebut juga. Karena lokasi pasti tempat Bukit Indah Simarjarunjung biasa disingkat BIS, maka kami menggunakan google maps. Dengan yakin kami lewati, dan memang penunjuk jalan tersebut tepat! Untuk lokasi BIS tersebut termasuk sedikit tempat yang sangat bahaya, dakian yang tinggi dan sempit, membuat mobil yang masuk dan keluar harus antri, tetapi karena tidak hari libur maka lokasi tersebut tidak terlalu ramai. Untuk uang parkir 5 ribu, kalau uang masuk perorang 2 ribu rupiah. Mungkin bayaran unag masuk tersebut terbayar dengan tata yang rapi dan pemandangan Danau Toba yang ahh indah sekali, sulit untuk diungkapkan. 
Terdapat banyak termpat untuk berfoto, tetapi yang paling ramai didatangi yaitu rumah pohon dengan pemandangan danau toba dibelakangnya. Ada juga tempat berfoto dengan tulisan I love You , ada rumah pohon narsis, ada ayunan, dan banyak tempat lokasi foto yang tak kala menarik lainnya. Untuk berfoto di rumah pohon tersebut bayar Rp 5.000 , sedangkan untuk difoto langsung dengan ahlinya cukup dengan memberikan kartu memori dan uang Rp. 2.500 untuk sekali foto tersebut. Tidak salah memang untuk membayar tersebut mengingat tempat ini masih memerlukan banyak pembangunan. Dan juga hasil dari foto - foto tersebut sangat tidak mengecewakan, karena dibantu dengan kamera yang terbaik pula. Untuk menaiki rumah pohon ini harus mendaftar untuk mengambil nomor antrian. Dan akhirnya nomor antrian saya dipanggil, untuk naik diatas pohon ini memang awalnya takut, karena langsung berada diujung bukit yang tinggi dan terdapat jurang yang lumayan curam. Tetapi sampai diatas tenang rasanya, udara yang sejuk pemandangan yang indah, menghilangkan rasa takut tersebut. Dan foto pun dimulai,









Hasil yang sangat baik dan tidak mengecewakan. Dengan biaya yang cukup ekonomis sudah dapat menyimpan kenangan dengan berfoto diatas rumah pohon ini. Sekalian untuk memajukan pariwisata khususnya daerah Sumatera Utara. Dari atas akan terlihat pemandangan pulau Samosir sangat jelas, air danau toba yang biru dipadukan dengan gunung - gunung yang berada di sekitar danau tersbut, udara yang segar dan sejuk yang merupakan ciri khas dari daerah yang indah ini. Pengalaman yang sangat sulit untuk dilupakan. Karena hari mulai malam kami lalu melanjutkan perjalan kami ke rumah oppung di Sidamanik yang dapat ditempuh 45 menit dari BIS ini.

Keesokan harinya dipagi hari kami ziarah ke kuburan oppung doli (kakek), lalu sepulang dari sana kami singgah ke tempat kopi yang baru di daerah Baharen, Sidamanik yaitu Saabas Kopi. Kopi asli dari simalungun membuat tubuh semakin semangat untuk melewati hari itu.




No comments:

Post a Comment

Kegiatan Posko untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Event F1H20 Danau Toba

   Sebelum memulai tentang kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mari kita bahas sekilas apa itu F1H2O.  F1 Boat Race atau F1H2O adalah ...